Rabu, 16 Desember 2015

MARKETING ONLINE / PEMASARAN INTERNET



Pemasaran Internet atau Marketing Online adalah segala upaya yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media elektronik atau Internet. Dengan terciptanya teknologi Internet, banyak istilah baru yang menggunakan awalan huruf e, seperti halnya: e-mail, e business, e-gov, e-society, dll.
Banyak orang beranggapan bahwa pemasaran Internet adalah segala hal yang berhubungan dengan mencari uang di Internet, yang sebetulnya hal ini tidak benar. Perlu diketahui bahwa sebagian besar program mencari uang di Internet adalah kegiatan yang dilarang dan merupakan kecurangan alias penipuan yang hanya menguntungkan untuk orang atau badan tertentu saja.


lingkungan marketing online

Kegiatan pemasaran Internet umumnya meliputi atau berkisar pada hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan produk periklanan, pencarian prospek atau pencarian pembeli dan penulisan kalimat-kalimat pemasaran untuk menjual produk atau jasa. Pemasaran Internet ini secara umum meliputi kegiatan jasa digital, produk digital, dan periklanan dengan menggunakan spanduk digital. Periklanan dengan menggunakan spanduk digital seperti promosi melalui:


Kegiatan pemasaran Internet yang efektif meliputi banyak strategi dari optimisasi mesin pencarijejaring sosial, dan iklan berbayar per klik. Dengan beragamnya strategi tersebut maka pembelajaran yang berkelanjutan untuk hal ini sangat penting.


Manfaat Marketing Online

  1.   Tidak terbatas dengan waktu karena bisa diakses 24 jam.
  2.   Menjagkau pasar yang lebih luas, bahkan sampai ke manca negara.
  3.   Mengurangi biaya pemasaran karena tidak perlu membuat outlet secara            phisik dan juga tidak perlu brosur, spanduk, dan sebagainya.
  4. Memudahkah pelaku usaha untuk menjalin hubungan dengan konsumen            melalui komunikasi interaktif dengan memanfaatkan ruang                                diskusi chattingatau email
 5. Strategi pemasaran lewat internet bisa memberikan nilai lebih dalam          menghadapi persaingan.


Bagaimana cara kerja online marketing yang sukses ?

Siapapun anda dan bisnis apapun yang anda miliki; anda dapat memanfaatkan internet untuk menjalankan sebuah online marketing untuk produk/ jasa yang anda miliki. Dengan strategi pemasaran seperti ini; anda akan dapat lebih mudah untuk menarik lebih konsumen dan juga pebisnis lain yang tertarik untuk memiliki kerja sama bisnis pada anda.

Marketing Online  ini juga akan memungkinkan anda untuk memperluas cakupan pemasaran anda; ke daerah lain atau bahkan ke luar negeri.
Menjalankan sebuah bisnis dengan online  marketing ini; juga akan memberikan anda keuntungan yang lebih. Bayangkan saja; dengan anda mengeluarkan modal untuk strategi bisnis ini anda akan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari jumlah konsumen dan klien bisnis yang akan anda dapatkan dari online marketing ini.

Ini berarti bahwa; meski anda perlu mengeluarkan modal yang lebih besar untuk strategi ini, anda tidak akan menderita kerugian; bahkan keuntungan yang akan anda peroleh akan jauh lebih menjanjikan.
Berbisnis dengan strategi online marketing ini akan lebih menguntungkan anda apabila produk/ jasa yang anda tawarkan adalah produk/ jasa yang menarik untuk banyak orang. Contohnya saja; produk yang akan anda pasarkan adalah berbagai macam sepatu.
Anda harus memastikan bahwa sepatu yang anda tawarkan memilki keistimewaan; dari segi model, kualitas bahan, atau mungkin harga yang anda tawarkan. Oleh karena online  marketing adalah bisnis yang tidak dilakukan dengan bertatap muka secara langsung; anda harus dapat meyakinkan konsumen dan mendapatkan kepercayaan mereka untuk mencapai suatu kesepakatan bisnis.

Hal yang harus dilakukan dalam online marketing

Untuk meraih kepercayaan konsumen dalam online marketing ini, anda juga perlu menampilkan semacam pembuktian atau testimoni dari beberapa pihak tentang produk atau jasa yang anda tawarkan.
Testimoni ini sangat diperlukan agar calon konsumen anda dapat percaya untuk menjadi konsumen anda. Selain itu, cara mendesain website/ blog online marketing; dimana anda akan menampilkan toko anda secara online, juga harus lebih menarik.


Menampilkan beberapa gambar atau foto yang berhubungan dengan produk/ jasa yang ditawarkan adalah sebuah keharusan dalam online marketing. Tentu saja anda harus memastikan bahwa gambar-gambar tersebut merupakan gambar-gambar berkualitas; karena ini juga akan menunjukkan profesionalitas anda. Di dalam website/ blog anda tentunya anda menawarkan produk/ jasa yang anda miliki. Dalam online  marketing; bahasa periklanan juga merupakan salah satu kunci utama dalam mencapai keberhasilan. Anda dapat menarik lebih banyak konsumen dengan kalimat-kalimat persuasif anda.

Namun, terlalu banyak mengumbar janji juga tidak akan terlalu efektif; karena pengunjung website akan berfikir bahwa anda sedang membual. Kesederhanaan yang tetap mengusung keefektifan adalah kunci utama dalam online marketing. Hal ini akan lebih menunjukkan seberapa besar profesionalitas anda dan seberapa besar kualitas yang anda tawarkan.


Di dalam berbisnis, keberhasilan dalam meraih keuntungan maksimal adalah sebuah tujuan utama. Online marketing adalah sebuah strategi pemasaran yang mungkin akan sangat menguntungkan bagi anda. Ingatlah bahwa memiliki website/ blog yang menarik adalah unsur utama untuk mencapai kesuksesan sebuah online marketing. Jadi, desain website/ blog yang semenarik mungkin akan menjadi faktor utama untuk mendapat pengunjung lebih dan peningkatan jumlah pelanggan pada bisnis anda.


Rabu, 09 Desember 2015

HARD NEWS

Ada dua tipe dalam penulisan jurnalistik, yaitu hard news dan soft news. Kedua tipe tersebut memiliki ciri khas masing-masing. disini saya akan menjelaskan tentang Hard News Berikut adalah ciri-ciri dari Hard News.


             Hard news, adalah berita penting yang harus disampaikan langsung ke publik. Berita jenis ini tidak bisa ditunda pemberitaanya karena akan cepat basi. Kadang penulisan berita macam ini juga disebut breaking news, spot news, atau straight news.

 Ada beberapa ciri-ciri khas dari Hard news: 

1. Mementingkan aktualitas. Definisi dari aktual adalah sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau peristiwa yang baru saja terjadi. Kita ambil contoh, misalnya judul berita: Intelijen Korea Bantah Curi Data Delegasi RI, merupakan berita tanggal 21 Februari 2011, apakah berita macam ini masih punya nilai berita jika tidak disajikan pada hari itu juga? Tentu saja tidak. Berita seperti ini akan cepat kehilangan nilai jualnya. Karenanya, berita hard news sangat mementingkan aktualitas. 

2. Memakai sistem piramida terbalik dalam penulisan berita. Artikel berbentuk berita ini memiliki struktur unik, yaitu inti informasi ditulis pada alinea awal (disebut sebagai "lead”) dan data-data penting menyusul pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan tambahan, dan diakhiri dengan informasi lain yang bukan bersifat informasi utama. Inilah yang disebut sebagai piramida terbalik.

      Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea awal. Sementara bagi redaktur di meja redaksi, piramida terbalik juga memberi keuntungan. Yaitu ketika sebuah artikel harus diperpendek karena kolom terbatas sementara waktu sudah mepet, maka redaktur tinggal memotong bagian bawah. Kalimat-kalimat yang dibuang itu tidak akan mengurangi makna artikel, asalkan ditulis dalam bentuk piramida terbalik.

               Agar tercipta hard news yang baik maka lead harus baik pula. Lead yang baik harus memenuhi satu syarat, yaitu pemakaian 5W + 1H, Singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah hard news. Contoh lead yang diambil darivivanews.com :  Intelijen Korea Bantah Curi Data Delegasi RI -- Kamar VIP di Lotte Hotel, tempat delegasi Indonesia menginap selama di Seoul, Korea Selatan, disantroni penyusup. Tiga orang mencurigakan -- dua laki-laki dan seorang perempuan mencuri data dari laptop menggunakan USB. Para pelaku kabur saat kepergok salah satu staf dari Indonesia. 



3. Kelengakapan dari isi beritanya. Lengkapnya sebuah hard news, bisa dipenuhi apabila pemakaian 5W + 1H sudah diterapkan. 5W+1H adalah unsur berita dan harus ada. Bayangkan, jika salah satu unsur dari enam unsur tersebut tidak ada. Pasti berita tersebut sarat akan informasinya sehingga tidak ada kelengkapan.

4. Untuk memberi informasi. Sebagai jendela, agar para pembaca yang tidak tahu menjadi tahu. jika mengambil contoh berita dari vivanews.com, kita tidak akan tahu apakah ada data rahasia yang dicuri oleh intelejen korea? Lewat hard news, fungsi memberi info sangat diprioritaskan.
      
5. panjang dari hard news 100-200 kata. Tidak perlu panjang-panjang karena fungsinya memberi info yang aktual dan memenuhi unsur 5W+1H.


Ini adalah contoh dari Hard News :


JOKOWI MEMANTAU PERKEMBANGAN PILKADA SERENTAK DI SELURUH DAERAH JAKARTA



















Jakarta - Presiden Jokowi memantau perkembangan Pilkada Serentak di seluruh daerah. Presiden Jokowi mendapat laporan perkembangan dari para menteri-menteri terkait.

"Hingga saat ini Presiden terus memantau dan mendapatkan laporan tentang perkembangan situasi lapangan penyelenggaraan Pilkada Serentak dari Menkopolhukam, Mendagri dan Kapolri dari waktu ke waktu," ujar Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam pernyataan tertulis, Rabu (9/12/2015). Ari menyebut Presiden Jokowi kini berada di Istana Bogor.

Sebelumnya di Istana Merdeka, Presiden Jokowi mengimbau semua pihak untuk tertib dalam menggelar pesta demokrasi ini. Jokowi juga berpesan kepada pasangan yang menang dan yang kalah dalam pilkada.

"Bagi yang menang jangan jemawa dan bagi yang kalah jangan ngamuk," tutur Jokowi di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (7/12/2015).

Jika kemudian ada perbedaan pendapat maka harus diselesaikan secara dewasa. Sehingga kemudian dapat membangun daerah bersama-sama.

"Gunakan hak pilihnya sebaik-baiknya untuk datang ke TPS. Untuk memilih pemimpin-pemimpin Indonesia untuk saudara-saudara sendiri, oleh rakyat sendiri," imbuh Jokowi. (ega/tor)


SUMBER: 

DETIK.COM

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemasaran_Internet

Rabu, 02 Desember 2015

MAKALAH TENTANG FEATURE

TUGAS CYBER MEDIA
MAKALAH TENTANG FEATURE















Disusun oleh:
Nindy Arnila Marizal    132050085
PRODI: ILMU KOMUNIKASI
JURNALISTIK






UNIVERSITAS PASUNDAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
BANDUNG

2013













KATA PENGANTAR

Dengan menghaturkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makala tentang Feature mata kuliah Cyber Media  Komunikasi yang diberi judul “Tugas Cyber Media Makalah Tentang Feature”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.


Bandung, 02 Desember 2015



Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

      1.1  Latar Belakang
           Ketika jurnalisme memakai pendekatan sastra, teknik penulisan feature menjadi sarana       untuk mengembangkan gaya penulisan berita (news) yang mengupas masalah human interest, dan penulisan opini (views) sebagai sarana untuk memikat pembaca dengan sajian penulisan yang ringan, cair, dan tak sulit dipahami. Ada saatnya suatu berita tidak dapat ditulis dengan fakta liputan yang sebenarnya dikarenakan alasan kode etik jurnalistik. Pada saat itulah dunia sastra berbicara. Namun, kondisi ini telah dipelopori penulisannya oleh Wolfe dalam bentuk jurnalisme sastra. Pemakaian gaya fiksi untuk mengemas laporan jurnalistik memunculkan fenomena baru dalam hal fakta, perubahan definisi, proses pengamatan dan pencariannya. Begitu pula dalam hal kaitan penyajian serta perubahan konversi bentuk dan gaya pengulasan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berusaha untuk memaparkan lebih jelas tentang sejarah feature dalam media massa, pengertian Feature serta hal lain yang menyangkut paut dengan feature itu sendiri,

    1.2  Rumusan Masalah
1          .     Bagaimana awal terbentuknya dan apa pengertian dari Feature ?
2          .     Apa saja fungsi dan karakter dari News Feature?
3          .     Apa saja jenis-jenis dan struktur Feature?
4          .     Bagaimana tahapan atau proses pembuatan Feature?



    1.3  Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada penulis utamanya dan kepada pembaca pada umumnya tentang pengertian dari Feature yang akan penulis bahas pada makalah ini.









BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dan Pengertian Feature

2.1.1 Lahirnya Feature dalam Media Massa
Awal mula lahirnya feature dalam suatu surat kabar harian diperkenalkan oleh Thomas Wolfe. Keinginannya untuk menulis dengan cara yang berbeda yang gagasannya dilatarbelakangi oleh dunia wartawan Amerika tahun 1928-an. Latar belakang penulisan feature lainnya ialah pimpinan seorang mahasiswa jurnalistik yang mempunyai keinginan untuk menulis novel. Pada saat itu Wolfe yang menjadi mahasiswa jurnalistik telah lulus tingkat doctoral (1957) dan mulai bekerja di New York Herald Tribune (1962). Realitas dunia industri AS pada saat itu tidak menjanjikan penyelesaian bagi persoalan-persoalan di masyarakat. Wolfe sebagai inspirator jurnalisme sastra merasa frustasi dengan gaya penulisan lama yang tidak mengakomodasi kemampuannya untuk mempertunjukkan kembali (recreate) atmosfer fakta – liputan.
Pada saat itulah dunia sastra berbicara. Namun, kondisi ini telah dipelopori penulisannya oleh Wolfe dalam bentuk jurnalisme sastra. Pemakaian gaya fiksi untuk mengemas laporan jurnalistik memunculkan fenomena baru dalam hal fakta, perubahan definisi, proses pengamatan dan pencariannya. Begitu pula dalam hal kaitan penyajian serta perubahan konversi bentuk dan gaya pengulasan.
Melvin Mencher , 1997 (oleh Ellen Wilson dalam The Purpose Decades: A Reader, 1982) menyebut bentuk penulisan jurnalistik yang memakai gaya fiksi lanjutan dari gaya nonfiksi tahun 1950-an sebagai antisenden bagi kerja jurnalistik. Bentuk tulisannya dinilai memperkenalkan cara penulisan baru.
Penulisan feature menurut Williamson dalam Kurnia (2005:5) nilai berita dalam feature tersebut berita peristiwanya mesti dikreasikan kembali secara subjektif agar enak dibaca dan perlu informasinya tanpa meniadakan akurasi dan verifikasi fakta.
Jadi kemunculan feature dalam suatu harian tidak lepas dari sebuah gaya penulisan yang subjektif. Lebih lanjut disebutkan oleh Kurnia penulis yang amat baik erat dengan idealisme tertentu. Ia mendedikasikan tulisannya untuk melayani pembaca yang memercayainya bahwa ia akan memberikan informasi yang akurat dan lengkap, sembari tetap menghargai pendapat orang lain yang berlainan. Para wartawan penulisan feature mendedikasikan tulisannya dalam bentuk representasi subjektif dari penulisannya.
Dari eksperimentasi sastra kemudian telah dikembangkan penulisan feature menjadi dua klasifikasi, yaitu teknik penulisan berita (news feature) dan teknik penulisan artikel (article feature). Pada saat ini yang dibutuhkan oleh massa adalah gaya penulian fleksibel yang tidak biasa agar bisa menampung segala hal yang dihilangkan dalam straight news/ pelaporan jurnalistik yang merupakan karnaval pelbagai pikiran dan emosi orang-orang yang pada saat itu diamati.
Dalam jurnalisme sastra telah disebutkan bahwa feature adalah kategori lain penulian koran yang pada saat itu mengedepankan model hard news. Pada tahun 1960-an, kelainan itu mulai didiskusikan kalangan akademisi yang berupaya membakukan tata nilai dalam dunia jurnalisme.
Prof. Georde. A. High (Michigan State University) dalam buku News Writing (1975) telah menyebutkan bahwa feature meningkatkan kualitas pemahaman pembaca pada kealamiahan pelbagai situasi kemanusiaan. Dalam hal ini, penulian menjadi bagian dari sebuah kejadian atau bagian dari sesuatu yang terjadi.[1]

2.1.2 Pengertian Feature
Feature merupakan  bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca.
Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus atau lempang sebagaimana dijumpa pada berita langsung (straight news).
River (1967) dalam bukunya  the mass media: reporting, writing, editing. ia mengatakan bahwa kita mempunyai kisah atas fakta-fakta yang telanjang, dan itu kita sebut berita. Menurut Mc. Kinney, Feature adaah suatu tulisan yang berada di luar tulisan bersifat berita langsung. Dalam tulisan ini pegangan utama 5W1H dapat diabaikan. Sedangkan Wolseley dan Campbell dalam Exploring Juornalism (1957) memasukkan featre pada surat kabar ke dalam segi hiburan (entertainment). Secara gamblang ia mengiaskan feature pada surat kabar sebagai asinan dalam sajian makanan. Ia idak memberikan kalori utama, tetapi ia menimbulkan selera makan dan penyedap. Ia merupakan bagian cukup penting, sehingga surat kabar memenuhi pula fungsi ketiga yang tidak dapat diabaikan, yakni hiburan (entertainment) di samping fungsi memberi informasi dan pendidikan (Assegaff, 1983:55)[2]
Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu.
Batasan feature macam-macam. Umumnya orang mengartikannya sebagai : karangan khas. Rasanya, pengertian itu belum menjelaskan apa-apa. Deskripsi feature yang agak jelas barangkali yang ini, “cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan member informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan”.
Asep Syamsul M. Romli (2009:22-23), penulis buku jurnalistik, praktisi media dan  dosen di sejumlah perguruan tinggi, menjelaskan bahwa dari sejumlah pengertian feature yang ada, dapat ditemukan beberapa ciri khas tulisan feature, antara lain:
1. Mengandung segi human interest
Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi—menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch—menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran.
2. Mengandung unsur sastra
Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel—bacaan ringan dan menyenangkan—namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita.[3]
2.2 Fungsi dan Karakterisik Feature
2.2.1 Fungsi Feature
Dengan kedudukan yang sangat penting dan tak tergantikan tersebut, maka fungsi feature mencakup lima hal :
1.     Sebagai pelengkap sekaligus variasi sajian berita langsung (straight news)
2.     Pemberi informasi tentang situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi
3.     Penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan
4.     Wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau peristiwa
5.     Sarana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi khalayak[4]

2.2.2 Karakteristik Feature
1. Kreatif
Memungkinkan penulis “mencipta” sebuah cerita (dengan teknik berkisah), namun bukan cerita fiktif. Laporan feature harus mengkreasikan sudut pandang penulis berdasarkan riset terhadap fakta-fakta yang telah ditelusuri.

2. Subjektif
Dengan penggunaan model aku, memungkinkan penulis memasukkan emosi dan pikirannya. Sangat mungkin menggunakan sudut pandang orang pertama, atau “saya” dengan emosi campur nalar, sebagai cara mendapatkan fakta-fakta.

3. Informatif
Feature memang terkadang tidak memiliki nilai berita. Ia justeru cenderung memberi nilai informasi mengenai situasi/aspek kehidupan. Materi laporan tentang hal yang ringan, namun berguna bagi masyarakat. Seperti situasi saat peristiwa terjadi dan tidak diliput media lain.

4. Menghibur
Bahan feature dengan sengaja dicarikan dari cerita yang ekslusif dan ditulis secara mendalam (indepth), termasuk aspek humor yang menyertainya. Laporan harus berwarna-warni terhadap berita-berita rutin seperti pembunuhan, selingkuh, bencana alam dll, sehingga pembaca larut dalam kesedihan atau malah tertawa terbahak-bahak.


5. Awet / Tidak Dibatasi Waktu (unperishable)
Berita bisa basi dalam 24 jam, tapi feature tak akan pernah basi bahwa feature tidak lapuk dimakan deadline, karena topiknya dibahas secara mendalam.

2.3 Jenis-Jenis Feature
Menurut Wolseley dan Campbell dalam  exploring Juornalism (Assegaff,1983:56), paling tidak terdapat enam jenis feature yang kita kenali sehari-hari: (1) feature minat insani (human interest feature), (2) feature sejarah ( hystorical Feature), (3) feature biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seorang tokoh (bigrafical feature) (4) Feature perjalanan (travelogue feature), (5) Feature yang mengajarkan sesuatu keahlian atau petunjuk praktis ( how to do feature), dan (6) feature ilmiah (scientific faeture).
1.     Feature Human Interest
Yaitu Feature yang muatan isinya langsung dapat menyentuh rasa perikemanusiaan pembaca, seperti kegembiraan, kejengkelan, bahkan kebenciannya. Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, kehidupan seorang petugas kebersihan di jalanan, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, suka-duka menjadi dai di wilayah pedalaman, atau kisah seorang penjahat yang dapat menimbulkan kejengkelan.

2.     Feature Profil Tokoh (biografi)
Featur biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seseorang, terutama kalangan tokoh seperti pemimpin pemerintahan dan masyarakat, public figure, atau mereka yang selalu mengabdikan hidupnya untuk negara, bangsa, atau sesuatu yang bermanfaat bagi peradaban umat manusia, senantiasa mendapat tempat yag terhormat di berbagai perpustakaan kampus dan sekolah di seluruh dunia. Misalnya, riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi. Itu sebabnya, kita bisa menuliskan tentang profil para pemimpin Islam di masa lalu, misalnya. Atau kita juga bisa cerita tentang kisahnya al-Khawarizmi, ilmuwan muslim yang menemukan angka nol.

3.     Feature Perjalanan/Petualangan
Feature ini biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan secara langsung atau tak langsung. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-kesan yang dirasakan selama perjalanan itu. Feature yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang suatu kegiatan atau tempat-tempat yang di nilai memiliki daya tarik tertentu.
Dalam Feature jenis ini, subjektifitas penulis sangat menonjol dengan sudut pandang “aku” atau “kami”. Misalnya, tentang perjalanan menunaikan ibadah haji.

4.     Feature Sejarah
Feature ini bercerita tentang fakta-fakta sejarah peristiwa dan tokoh masa lampau di suatu daerah atau tempat. Berbagai tempat dan peninggalan bersejarah, sejak ribuan tahun silam hingga satu abad terakhir, baik dalam lingkup nasional dan internasional maupun dalam lingkup regional dan lokal, senantiasa menjadi objek cerita feature yang amat menarik. contohnya tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan RI,  peristiwa Keruntuhan Khilafah Islamiyah, sejarah tentang Istana al-Hamra dan benteng Granada. Melongok kejayaan Islam di masa lalu. Sejarah tentang kekejaman tentara Salib saat membantai kaum muslimin, sejarah pertama kali Islam masuk ke Indonesia dan sebagainya. Feature sejarah yang baik, mampu membawa pembacanya ke masa silam. Seolah para pembaca ikut masuk ke dalam peristiwa sejarah yang dibacanya.

5.     Feature Tips (how to do feature)
Feature ini dikenal juga dengan informasi how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah, seni mendidik anak, panduan memilih perguruan tinggi, cara mengendarai bajaj, teknik beternak bebek, seni melobi calon mertua dan sebagainya.

6.     feature Ilmiah (Scientific Feature)
feature yang mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan, disebut feature ilmiah. Feature yang menceritakan kloning domba di Inggris, kisah penelitian tentang habitat simpanse di Kalimantan, kisah penelitian alam bawah samudera oleh para ilmuwan LIPI dan Jepang, kisah tentang perjalan Niel Amstrong ke Bulan, merupakan feature ilmiah yang amat mengasyikkan untuk dibaca, didengar, atau ditonton.
Feature ilmiah, tentu saja hanya akan berhasil sebagai suatu cerita pendek faktual ( true story), apabila penulisannya adalah orang yang sangat mencintai dunia iptek. Ia dekat dan bahkan terlibat luar-dalam dengan dunia yang dikisahkannya. Ia sangat menguasai masalah. Ia juga pemeran atau seorang partisipan. Feature ilmiah, biasanya lebih banyak tampil di telivisi daripada di radio dan majalah. Ia tak ubahnya film atau sinetron. Kelebihan fature ilmiah sebagai film atau sebagai sinetron inilah yang tak bisa ditandingi oleh surat kabar atau radio. Televisi, memang unggul dalam aspek visualisasi, dramatisasi, dan eksploitasi emosi.[5]

2.4 Struktur Umum Feature
Secara umum feature memiliki struktur berupa model blok:
Kekuatan model penulisan blok juga dapat mempertahankan daya tarik cerita dari awal hingga akhir. Membuat cerita selalu menarik dan penuh kejutan.
Struktur feature terdiri atas lead, tubuh dan penutup. Namun, Roy Paul Nelson dalam buku “feature and Article” mengaitkan hubungan antara feature dengan kajian jurnalisme sastra dalam sturuktur penulisan jurnalistik. Menurutnya, pengaruh sastra telah mengadopsi struktur penulisan feature kedalam urutan unsur judul, lead, tubuh dan penutup. Dalam penulisannya, judul adalah awal penarik minat pembaca. Pembaca yang penasaran ketika membaca judul yang aneh akan mencoba untuk mulai membaca lead-nya. Judul berbeda dengan headlines berita. Judul tidak perlu mengikuti seperangkat aturan yang mengikat headlines. Dalam feature judul bukan berupa ringkasan tulisan. Kepentingan judul didalam feature hanya sebagai penggugah pembaca dan menarik atensi pembaca.
Judul terbagi ke dalam berbagai jenis, diantaranya :
- Judul dari titik pandang isi
contoh : 6,5 Penganggur di Jabar,
- Judul how to (bagaiman untuk)
contoh : Pintar Bagi Waktu, Gimana Caranya?
- Judul 5W+1H
contoh : who = Ian Antono Lebih Suka Sedan, what = Dana Pendidikan pun Dinikmati Koruptor, where = Kebakaran di Pasar Baru, when = Tahun 2000, Abad Milenium Bergerak, why = Isu Agama Kerap Dijadikan Alat Kepentingan Kekuasaan, how = Arteri Kaku? Makanlah Agar-Agar
- Judul superlatif
contoh : Dian Olivia, Perempuan tercantik Sejagat
- Judul bertanya
contoh : Pakai Kacamata Jadi Norak ?
- Judul dari titik pandang bentuk
contoh : Nyoblos Sih Gampang, yang Penting Duitnya…?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan judul, yaitu :
ritem (rima), humor, penyatuan kontras dan ironi, kategori the Take Off (semacam parodi dari judul buku, slogan iklan, program TV atau ekspresi-ekspresi populer lainnya), blurb(istilah bagi deretan kalimat keterangan yang diletakkan sebelum atau sesudah judul yang berfungsi menjelaskan judul, bukan untuk menegaskannya kembali.
Dalam menulis featurelead menjadi sebuah standar bagi penulisan berita dan feature.Lead dibuat untuk menarik perhatian pembaca untuk mengikuti, memperlancar penuturan dan pemaparan kisah.
Jenis-jenis lead, diantaranya : lead ringkasan, lead Humor, lead naratif, lead deskristif,lead kutipan, lead pertanyaan, lead pertanyaan mengejutkan, lead kejutan, leadgeneralisasi, lead informatif, lead menunjuk langsung, lead penggoda, lead teka-teki, leadpebandingan, lead seni dan lead gabungan.
Setelah menulis lead, barulah kita membuat badan tulisan. Hal yang menjadi acuan dalam membuat badan tulisan adalah menjaga pembaca agar tidak bosan dan penggunaan kutipan.
Kutipan memberi penjelasan yang membeberkan berbagai hal otentik mengenai berbagai subyek laporan. Tiap kutipan harus mewakili artukulasi keahlian orang yang mengungkapkannya. Berikut adalah cara merangkai tulisan dalam body :
- Paragraf diawali dengan bahan yang kuat untuk mendorong pembaca
- Menggunakan kata penghubung sehemat mungkin. Termasuk definisi biasa sebisa mungkin
- Memoles bagian sulit dan membosankan dengan human interst.
- Kutipan pakar
- Sederhana dalam analogi
- Uraikan bahan statistik
- Latar belakang

Disamping poin itu juga seorang penulis harus memperhatikan unity, coherence danemphasis dari tulisannya. Berikutnya, bagian penutup menjadi bagian maha penting dalam sebuah tulisan feature. Penulis harus bisa meringkas poin-poin penting di akhir atau menyajikan fakta baru sebagai akhir dari cerita.
Jenis-jenis penutup, yaitu : ringkasan, klimaks, cut back / flash back, model seutas benang, naratif, deskripsi, gabungan (informatif, ringkasan dan kejutan), dan tanpa penyelesaian.[6]

2.5 Tahapan Pembuatan Feature
a. tahap orientasi
b. proses
c. resolusi


Contoh Feature:



Dedeh Rosmana (48), Ibu dengan dua anak ini rupanya ber profesi sebagai tukang jahit di komplek perumahan Griya Bandung Indah sejak tahun 2008. Tujuh tahun sudah beliau menjadi tukang jahit rumahan, awalnya ibu dedeh ber profesi sebagai ibu rumah tangga saja menjaga kedua anaknya sambil menunggu suaminya pulang bekerja. Dengan pendapatan suaminya yang pas-pasan akhirnya beliau berfikir untuk membuka tempat jahit dirumahnya. Karena sebelum menikah, beliau sempat menjadi tukang jahit di sebuah butik rumahan dan kemampuan tersebut muncul karena pada saat sekolah menengah atas beliau sempat mengikuti kursus menjahit selama satu tahun. Walaupun uang dihasilkannya pas-pas an beliau tetap bersyukur dan selalu semangat pantang menyerah.

Dengan kemampuan tersebut akhirnya Ibu Dedeh membuka usaha jahit di rumahnya yang kecil dan sederhana. Menurut beliau, meskipun ia buka tukang jahit professional tapi ia tidak ingin mengecewakan pelanggan dengan hasil jahitannya. Dengan sikapnya yang baik terhadap tetangga dan warga lainnya maka dari itu Ibu Dedeh selalu dipercaya oleh warga setempat untuk menjadi tukang jahit yang recommended.

Saya sebagai salah satu langganannya tidak pernah kecewa dengan hasil kerja jahitannya, karena selama ini saya selalu berlangganan menjahit kepada beliau. Dan warga blok kami selalu mempercayakan kepada beliau apabila ada suatu acara kegiatan yang melibatkan harusnya ada pembuatan kostum. Seperti Ibu-ibu pengajian, PKK dll. Dengan hasil jahitnya yang tidak mengecewakan dan harganya pun sangat terjangkau.

Menurut saya, meskipun beliau hanya seorang tukang jahit rumahan di rumahnya yang kecil dan sederhana. Saya yakin suatu saat nanti beliau akan menjadi tukang jahit professional dan handal yang dapat dikenal di seluruh Indonesia  serta dapat mempunyai pegawainya sendiri, dengan usaha dan tekad yang ia lakukan pasti akan membawakan hasil yang baik untuk kedepannya.





BAB III

KESIMPULAN


Teknik penulisan feature menjadi sarana untuk mengembangkan gaya penulisan berita (news) yang mengupas masalah human interest, dan penulisan opini (views) sebagai sarana untuk memikat pembaca dengan sajian penulisan yang ringan, cair, dan tak sulit dipahami. Ada saatnya suatu berita tidak dapat ditulis dengan fakta liputan yang sebenarnya dikarenakan alasan kode etik jurnalistik. Pada saat itulah dunia sastra berbicara. Namun, kondisi ini telah dipelopori penulisannya oleh Wolfe dalam bentuk jurnalisme sastra. Pemakaian gaya fiksi untuk mengemas laporan jurnalistik memunculkan fenomena baru dalam hal fakta, perubahan definisi, proses pengamatan dan pencariannya. Begitu pula dalam hal kaitan penyajian serta perubahan konversi bentuk dan gaya pengulasan.
Dalam jurnalisme sastra telah disebutkan bahwa feature adalah kategori lain penulian koran yang pada saat itu mengedepankan model hard news. Pada tahun 1960-an, kelainan itu mulai didiskusikan kalangan akademisi yang berupaya membakukan tata nilai dalam dunia jurnalisme.
Dengan kedudukan yang sangat penting dan tak tergantikan tersebut, maka fungsi feature mencakup lima hal :
1.     Sebagai pelengkap sekaligus variasi sajian berita langsung (straight news)
2.     Pemberi informasi tentang situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi
3.     Penghibur atau sarana rekreasi dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan
4.     Wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau peristiwa
5.     Sarana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi khalayak

Jenis-jenis feature:
Menurut Wolseley dan Campbell dalam  exploring Juornalism (Assegaff,1983:56), paling tidak terdapat enam jenis feature yang kita kenali sehari-hari: (1) feature minat insani (human interest feature), (2) feature sejarah ( hystorical Feature), (3) feature biografi atau tentang riwayat perjalanan hidup seorang tokoh (bigrafical feature) (4) Feature perjalanan (travelogue feature), (5) Feature yang mengajarkan sesuatu keahlian atau petunjuk praktis ( how to do feature), dan (6) feature ilmiah (scientific faeture).


Secara umum feature memiliki struktur berupa model blok:
Kekuatan model penulisan blok juga dapat mempertahankan daya tarik cerita dari awal hingga akhir. Membuat cerita selalu menarik dan penuh kejutan.



DAFTAR PUSTAKA

Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Prakis untuk Pemula, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009